Kamis, 16 Oktober 2014

PROSES ASPEK DAN DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

A. Pengertian Globalisasi Pengertian Globalisasi secara bahasa, para ahli dan singkat .Pengertian Globalisasi menurut bahasa adalah Global dan sasi, Global adalah mendunia, dan Sasi adalah Proses, jadi apabila pengertian Globalisasi menurut ahasa ini di gabungkan menjadi " Sebuah proses dimana antar individu / kelompok menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia ". Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibattranskulturasi dan perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional. Adapun pengertian Globalisasi menurut para ahli, antara lain : Thomas L. Friedman : Globalisasi memiliki dimensi idiology dan tekhnologi. Dimensi tekhnologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi tekhnologi adalah tekhnologi informasi yang telah menyatukan dunia . Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang . Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia . Achmad Suparman : Globalisasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh wilayah . Martin Albrown : Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global .  KARAKTERISTIK GLOBALISASI  Globalisasi lahir bersamaan dengan modernisasi di Barat sejak abad XVI saat mula terjadi sistematisasi kehidupan ekonomi, hubungan internasional antarnegara, dan lahirnya budaya global serta kesadaran global.  Globalisasi yang berarti terjadinya hubungan sistematik dari semua hubungan sosial di bumi ini.  Globalisasi mencakup fenomenologi kontraksi. Dunia seakan menciut bukan dalam arti materi tetapi dalam arti yang abstrak. Dengan komunikasi yang cepat, maka ruang terasa lebih pendek atau terjadinya kontraksi.  Fenomenologi globalisasi bersifat reflektif, artinya menimbulkan kesadaran atas kemanusiaan, misalanya rasa simpatik terhadap bencana alam, perang, adanya pasar global, dan HAM.  Dengan proses globalisasi, maka sekat-sekat pembatasan ruang dan waktu semakin hilang. Seseorang adalah sekaligus individu dan anggota umat manusia. B. PROSES TERJADINYA GLOBALISASI Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya. Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya. DAN PROSESNYA MUNCUL DARI:  Diri sendiri  Keluarga  Masyarakat, diantaranya RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kota, Kabupaten, Provinsi, Pulau, Negara tersebut, dan Antar negara .  Sehingga mendunia .  FAKTOR PENDUKUNG MUNCULNYA GLOBALISASI  Berkembangnya Teknologi Komunikasi. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dimungkinkan oleh perkembangan dalam infrastruktur dan telekomunikasi dunia. Di negara-negara yang infrastruktur komunikasinya sangant berkembang, di setiap rumah dan kantor dilengkapi dengan telepon, mesin fax, televisi kabel, dan internet.  Adanya Integrasi Ekonomi Dunia Globalisasi juga makin terjadi oleh adanya integrasi ekonomi dunia. Berbanding terbalik dengan era sebelumnya, perkonomian global tidak hanya didasarkan pada pertanian dan industri, melainkan makin didominasi oleh kegiatan perekonomian tanpa bobot (weightless economy).  SEBAB – SEBAB MENINGKATNYA GLOBALISASI  Perubahan politik dunia  Aliran informasi yang cepat dan luas  Perkembangan perusahaan-perusahaan transnasional Globalisasi merupakan keadaan yang akan sulit terhindarkan. Dunia menjadi demikian terbuka tanpa proteksi. Dengan globalisasi akan terjadi apa yang disebut era pasar bebas, yaiutu ketika semua negara dengan bebas memasarkan produknya ke negara-negara lain dan setiap orang bebas mencari pekerjaan ke negara lain. Semua itu merupakan tantangan bagi setiap bangsa dan rakyat Indonesia karena kualitas produk dan sumber daya manusia akan sangat menentukan, apakah dapat bersaing dengan negara-negara lain lebih maju atau, apakah akan menjadi penonton di negara sendiri? C. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara a. Globalisasi di Bidang Ekonomi Abad 21, yang ditandai dengan globalisasi ekonomi. Hal ini merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Wujud nyata globalisasi bidang ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain terjadi dalam aspek-aspek berikut : 1 Aspek Produksi, yaitu suatu perusahaan dapat berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. 2 Aspek Pembiayaan, yaitu suatu perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT. Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT. Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (Build-Operate-Transfer) bersama mitrausaha dari manca negara. 3 Aspek Tenaga Kerja, yaitu suatu perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf professional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional dan atau buruh diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas. 4 Aspek Jaringan Informasi, yaitu masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui : televisi, radio, media cetak, dan lain-lain. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh, KFC, celana jeans Levi’s, hamburger, dan sebagainya telah melanda pasar di mana-mana. Akibatnya, selera masyarakat dunia baik yang berdomisili di kota ataupun di desa menuju pada selera global. 5 Aspek Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena “less papers/documents”dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih. Dengan kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate) di atas, dapat dikatakan bahwa dampak globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar negara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antar negara (cross-border capital flows), pergerakan tenaga kerja (human movement) dan penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh (berdampak positif) terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja dan kegiatan bisnis corporate di Indonesia. Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi, termasuk BUMN, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemennya dengan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages. Mencermati kondisi Indonesia dalam konteks ekonomi global, Sjahrir (2001) mengemukakan bahwa, suasana internal dan eksternal ekonomi Indonesia pada saat ini menunjukkan fenomena yang kurang menggembirakan. Untuk itu Bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi. Jika hal ini tidak segera dilakukan, maka akan menimbulkan berbagai kosekuensi serius, antara lain:  Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi),  Jumlah pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi pada kaum intelektual),  Kemiskinan struktural yang semakin memilukan,  Utang yang semakin menggunung baik pada pihak luar negeri maupun dalam negeri dan  Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah. Berikut ini adalah beberapa contoh yang tercipta akibat/dampak globalisasi bidang ekonomi yaitu :  Coca-cola atau Coke adalah sebuah merk minuman kola yang sangat populer. Dijual di berbagai restoran, toko dan mesin penjual di seluruh negara. Produsen dari minuman ini adalah The Coca-Cola Company yang mempunyai merk yang paling dikenal dan paling luas penjualannya.  McDonald’s Corporation adalah rangkaian rumah makan siap saji terbesar di dunia. Sampai pada tahun 2004, McDonald’s memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 17.000 orang per hari per rumah makan.  Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Kantor pusatnya berada di kota Espoo, Finlandia dan paling dikenal lewat produk-produk telepon selularnya.  WTO (Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organization) adalah organisasi internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan “aturan perdagangan” di antara anggotanya. Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan GATT, persetujuan setelah Perang Dunia II untuk meniadakan hambatan perdagangan internasional. Pada tahun 2005 organisasi ini memiliki 149 negara anggota. b. Globalisasi di Bidang Ideologi Globalisasi saat ini bisa dikatakan sebagai bentuk penjajahan model baru yang bisa mengakibatkan keterpurukan ekonomi dan kemiskinan suatu bangsa yang tidak mampu mengimbangi pengaruh atau dampak globalisasi tesebut. Dan hal ini kemungkinan besar bisa terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang. Sedangkan pengaruh globalisasi bisa menjanjikan kemakmuran pada negara-negara maju yang menginginkan tercapainya misi negara-negara tersebut dalam mengusung gaya ideologi Kapitalis dan Liberalis. Mereka dapat memasuki wilayah negara yang sedang berkembang dengan mengusung misi “kebebasan” di semua aspek yaitu politik, ekonomi dan sosial budaya. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa pengaruh globalisasi di bidang ekonomi sangat menguntungkan negara-negara maju, karena dalam “upaya” memperbaiki ekonomi negara-negara berkembang, terdapat unsur-unsur ideologi yang disusupkan ke dalam suatu negara. Seperti Amerika Serikat yang berada di balik lembaga bantuan peminjaman seperti IMF dan Bank Dunia, jika ingin memberikan bantuan maka salah satu persyaratannya harus menerima prinsip pasar bebas. Hal ini bagi negara berkembang seperti negara Indonesia akan berakibat hanya dijadikan negara koloni, yaitu tidak lebih hanya sebagai pasar barang dan tempat pemasaran hasil industri oleh negara-negara maju. Karena terdapat unsur keberpihakan pada negara-negara maju, maka pengaruh globalisasi bagi Indonesia menyebabkan keterpurukan ekonomi yang disebabkan ketidak-mampuan kita dalam bersaing secara cepat pada hasil-hasil produksi di tanah air. Demikian juga tingkat ketergantungan kita yang secara tidak sadar telah mengikat secara politik dengan mengusung prinsip-prinsip kapitalis dan pemikiran liberal. c. Globalisasi di Bidang Politik Ketika mendengar ungkapan “politik global” yang ada di benak kita adalah percaturan perebutan kekuasaan, hegemoni dan pengaruh global antara kekuatan-kekuatan besar di dunia. Percaturan tersebut kadang berupa proses politik yang melibatkan banyak negara, lembaga internasional dan kepentingan kelompok tertentu. Percaturan tersebut juga kadang terjadi dengan diwarnai pertempuran antara kekuatan militer yang menyimpan banyak kepentingan di belakangnya, seperti kita saksikan dalam pertempuran-pertempuran di Afghanistan dan Irak. Seperti sebuah negara, dunia global telah mempunyai dinamika politiknya sendiri. Pengaruh globalisasi politik, menimbulkan begitu banyak kepentingan-kepentingan yang tidak lagi bisa dipenuhi kecuali melalui peran kekuatan global atau melibatkan unsursuprastate. Terkadang justru kepentingan sebuah negara sendiri tidak akan bisa terpenuhi kecuali dengan mengkondisikan eksternal sebagai support kepentingan domestik. Maka globalisasi politik tidak lain adalah pergulatan global dalam mewujudkan kepentingan para pelaku yang menjalankannya. Para pelaku globalisasi di bidang politik adalah sebagai berikut : 1).Negara-negara besar dan negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang, negara-negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang kuat dan yang lemah secara militer, negara-negara yang berdiri sendiri atau yang bergabung dengan negara lain. 2).Organisasi-organisasi antar pemerintah, seperti ASEAN, SARC, NATO, European Community dan lain sebagainya. 3).Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporations (MNC). Perusahaan-perusahaan ini dengan modalnya yang besar dan bersifat deteritorialismeluaskan jaringannya ke segala penjuru dunia. 4).Perusahaan internasional atau transnasional yang non pemerintah, seperti Palang Merah Internasional, Working Men’s Association, dan International Women’s League for Peace and Freedom. Sedangkan yang bersifat konvensional, seperti Vatikan, Dewan Gereja-gereja Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Untuk yang modern, antara lain : Amnesty International, Green-Peace International, World Conference on Religion and Peace, World Federation of United Nations Associations, Trans-Parency International, Worlwatch, Human Rights Watch, dan Refugee International. d. Globalisasi di Bidang Sosial-Budaya Paska jatuhnya kekuasaan orde baru yang kemudian berubah menjadi rezim yang disebut sebagai “era reformasi”, kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia cenderung mengalami krisis sosial yang mengarah pada disintegrasi. Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi sejak akhir 1997, telah mengakibatkan munculya berbagai krisis lanjutan atau disebut “krisis multidimensi” yang mencakup krisis politik, kepercayaan, hukum, sosio-budaya dan sebagainya dalam kehidupan berbangsa dan negara. Salah satu krisis multidimensi dalam bidang sosial budaya, yaitu meluasnya berbagai modus disorientasi dan dislokasi pada banyak kalangan masyarakat kita. Misalnya, disintegrasi sosial-politik yang bersumber pada eforia kebebasan yang nyaris kebablasan; lenyapnya kesabaran sosial dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki; merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral dan kesantunan sosial; semakin meluasnya penyebaran narkoba serta penyakit-penyakit sosial lain; berlanjutnya konflik dan kekerasan yang bernuansa politis, etnis dan agama, seperti yang pernah terjadi di berbagai wilayah Aceh, Kalimantan Barat dan Tengah, Maluku dan Sulawesi tengah. Beberapa indikasi yang dapat kita rasakan akibat pengaruh globalisasi sosial budaya, adalah sebagai berikut : 1).Disorientasi, dislokasi, atau krisis sosial-budaya di kalangan masyarakat yang merebak dengan kian meningkatnya penetrasi dan ekspansi budaya Barat — khususnya Amerika — yang semakin sulit dibendung. 2).Berbagai ekspresi sosial budaya “alien” (asing), yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya, semakin menyebar di dalam masyarakat sehingga muncul kecenderungan-kecenderungan “gaya-hidup” baru yang tidak kondusif bagi kehidupan masyarakat dan bangsa. 3).Semakin merebaknya budaya “McDonald-isasi”, meluasnya budaya telenovela yang menyebarkan kepermisifan, kekerasan dan hedonisme, mewabahnya MTV-isasi,Valentine’s Day dan kini juga From’s Night di kalangan remaja. Meminjam ungkapanEdward Said, gejala itu tidak lain adalah neo cultural imperialism, menggantikan imperialisme klasik yang terkandung dalam orientalisme. Dari berbagai kecenderungan tersebut, orang bisa menyaksikan kemunculan kultur hybrid(budaya gado-gado tanpa identitas), di Indonesia dewasa ini. Pada satu sisi, kemunculan budaya hybrid tampaknya tidak terelakkan, khususnya karena pengaruh globalisasi yang semakin sulit dihindari. Beberapa sisi negatif dari munculnya budaya hybrid antara lain :  dapat mengakibatkan erosi budaya.  lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.  kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jatidiri.  hilangnya semangat nasionalisme dan patriitisme.  cenderung pragmatisme dan maunya serba instan. Multikulturalisme merupakan sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan dan kesetaraan budaya-budaya lokal dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya lain. Itu penting kita pahami bersama dalam kehidupan masyarakat multikultural seperti bangsa Indonesia. Jika tidak, mungkin akan selalu terjadi konflik akibat ketidaksaling pengertian dan pemahaman terhadap realitas multikultural tersebut. e. Globalisasi di Bidang Hankam Pengaruh globalisasi di bidang Hankam sangat nampak terutama pada industri-industri pertahanan sebagai tatanan segenap potensi industri nasional baik milik pemerintah/swasta, yang mampu secara sendiri atau kelompok, untuk sebagian atau seluruhnya menghasilkan alat peralatan Hankam serta jasa pemeliharaan guna kebutuhan pertahanan keamanan negara. Negara-negara industri persenjataan seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan sebagainya, telah berupaya selalu memperbaharui jenis, bentuk dan kemampuannya untuk kepentingan pertahanan negara. Tidak sedikit negara-negara lain seperti Iran, Israel, India, Pakistan, Korea Utara dan sebagainya juga telah berupaya untuk membuat persenjataan-persenjataan yang semakin disempurnakan, bahkan belakangan muncul isu-isu senjata nuklir yang masih menjadi polemik. Bidang-bidang industri pertahanan dan keamanan khususnya negara Indonesia, telah berupaya melakukan kerja sama dengan negara-negara lain baik untuk kepentingan TNI Darat, Laut, Udara maupun Kepolisian Negara sebagai berikut : 1).Sistem senjata meliputi platform (udara, laut dan darat), senjata dan bahan peledak dan propellant. 2).Sistem Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi (K3I). 3).Untuk Platform Udara, dalam melakukan pengalihan teknologi atas dasar lisensi, PT. IPTN telah memproduksi platform pesawat bersayap tetap NC212 di bawah lisensi dariConstructiones Aeronauticas SA (CASA), Spanyol; platform Helikopter tipe NBO-105 di bawah lisensi Meserschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), Jerman Barat; Helikopter Puma NSA-330 dan Super Puma NAS-330 di bawah lisensi Aerospatiale, Perancis; helikopter NBell-412 lisensi dari Bell Textorn Inc, USA; dan Helikopter NBK 117 lisensi dari MBB-Kawasaki. 4).Bentuk kerjasama lain dalam bidang Hankam adalah offset dengan General Dynamics USA sehubungan dengan pengadaan pesawat jet tempur F16. Demikian juga program offset dengan British Aerospace Co dalam pengadaan rapier serta kerjasama dengan Boeing dan Fokker dalam menyediakan bagian pesawat untuk produksi Boeing dan Fokker yang dikaitkan dengan pembelian pesawat-pesawat oleh Garuda dan Merpati. f. Globalisasi di Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi dewasa ini, telah mengalami perkembangan sedemikian pesat. Kemajuan di bidang inilah yang paling cepatmemunculkan terbentuknya era global yang antar negara seakan-akan tidak ada lagi batas-batas teritorial. Globalisasi menunjukkan perubahan besar dalam masyarakat dunia. Apa yang ditunjukkan bukan sesuatu yang mengada-ada. Bukan sekadar soal kita menambahkan perlengkapan modern, seperti video, fashion, televisi, parabola, komputer dalam cara hidup. Kita hidup di dalam dunia yang sedang mengalami transformasi yang luar biasa sehingga pengaruhnya hampir melanda setiap aspek dari kehidupan. Kita didorong masuk ke dalam tatanan global yang tidak sepenuhnya dipahami oleh siapa pun, namun dampaknya bisa kita rasakan. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menjadi sebuah fenomena yang selalu menarik untuk diamati. Teknologi komunikasi dan informasi merupakan perangkat teknologi yang membantu manusia dalam berhubungan atau berinteraksi dengan manusia lain. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menjadikan manusia dalam berhubungan dengan pihak lain seakan tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan-pun dan di mana-pun manusia dengan perangkat teknologi tersebut bisa menjalin hubungan, mendapatkan informasi dan menyebarkan informasi kepada orang lain. Teknologi komunikasi informasi telah memberikan kemudahan dalam pergaulan hidup manusia. Beberapa perangkat teknologi komunikasi informasi yang ada sekarang, misalnya :  Media cetak, seperti koran, tabloid dan majalah  Media audio, seperti radio, tape, compact disk  Media audio visual, seperti televisi, TV kabel, internet,  Komputer, perangkat infra merah, telepon, handphone, mobile phone, LCD, kamera, laptop. Di negara-negara maju, orang telah akrab dengan penggunaan berbagai perangkat teknologi komunikasi dan informasi tersebut. Kemudahan yang didapatkan dari penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sejalan dengan nilai-nilai yang berkembang di negara-negara maju, seperti efisiensi, efektifitas dan rasionalitas. Contohnya adalah penggunaan komputer multimedia yang telah terhubung dengan jaringan internet. Dengan hanya berada di depan komputer orang bisa melakukan berbagai aktvitas, seperti melakukan pembicaraan dengan orang lain, mengirim surat, melihat televisi, membaca berbagai berita, mencari informasi, memberikan informasi, serta melakukan transaksi (pembelian, pembayaran dan penjualan). Apa yang dahulu tidak terbayang bisa dilakukan, sekarang ini dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi orang dapat melakukannya. D. Dampak Globalisasi Bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi ini, tidak dapat menghindar dari arus derasnya perubahan (inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi. Beberapa rofessio dampak globaliasai yang melanda bangsa dan rofes Indonesia yaitu: 1. Bidang Politik Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang ”mengabaikan kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan anarkis. Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan gotong royong. Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi, rofessi mayoritas atau tirani minoritas. 2. Bidang Ekonomi. Berlakunya the survival oe the fittest sehingga siapa yang memiliki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir. Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan. 3. Bidang Sosial dan Budaya Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene parabola, media rofessi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan. Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan rofes sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani oleh segelintir orang. Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara karna dianggap tidak ada hubungannya (sekularisme). 4. Bidang Informasi Kemajuan iptek dan arus komunikasi global yang makin canggih, cepat, dan berkapasitas tinggi. Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi meningkat sangat cepat secara tajam (eksponensial) 5. Bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan Semakin menguatnya supremasi rofe, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia. Menguatnya regulasi rofe dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak rofe (polisi, jaksa, dan hakim) yang lebih rofessional, transparan dan akuntabel. E. Menunjukkan Sikap Selektif Terhadap Globalisasi 1. Latar Belakang dan Pengertian Proses globalisasi yang membawa dampak positif maupun dampak negatif telah menembus ke segala penjuru dunia tanpa mengenal batas administrasi negara. Oleh karena itu, tindakan preventif yang harus kita lakukan terhadap arus globalisasi yaitu bersikap waspada dan selektif terhadap segala macam arus globalisasi tersebut. Untuk itu kita harus memiliki ketahanan nasional yang kuat. Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh dari luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh tanggung jawab. 2. Nilai Dasar Pancasila sebagai Filter Arus Global Kita mempunyai nilai dasar yang dapat membentengi pengaruh buruk akibat arus globalisasi. Nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari budaya luhur bangsa. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap adil kepada sesama, menghormati harkat dan martabat manusia, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Nilai persatuan Indonesia memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk senantiasa menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap demokratis yang dilandasi dengan tanggung jawab. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan pemahaman dan penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak dan kewajibannya yang sama dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran. Oleh karena itu, kita harus dapat mengembangkan nilai dan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan masyarakat. F. Menentukan Posisi Terhadap Implikasi Globalisasi 1. Hak Asasi Manusia Hak asasi manusia merupakan hak kodrat manusia yang bersifat universal, baik sebagai individu, warga masyarakat, warga negara, maupun warga dunia. Skala pelanggaran hak asasi manusia itu dapat terjadi secara lokal di kawasan tertentu, di negara tertentu, dan bahkan di dunia. Terhadap isu-isu hak asasi manusia, posisi bangsa Indonesia, yakni berusaha mencegah munculnya pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia, antara lain dengan cara meningkatkan kesadaran warga negara untuk menghormati hak asasi manusia, mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, dan mematuhi hukum yang berlaku. 2. Migrasi Selain hak asasi manusia, migrasi pun merupakan masalah global. Apakah itu bentuknya emigrasi, imigrasi, atau pengungsian. Bagi negara yang didatangi tentu akan menimbulkan masalah yang bermacam-macam, seperti memikirkan masalah keamanan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. 3. Demokrasi Demokrasi dalam arti luas meliputi demokrasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Demokrasi menjadi isu global karena nilai-nilai demokrasi yang semestinya menghormati hak-hak rakyat dalam mengambil keputusan untuk kepentingannya sendiri telah dirampas oleh penguasa. Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai demokrasi yang berasaskan Pancasila, seperti memberikan kebebasan berpendapat sesuai dengan aturan, memberikan kepercayaan kepada rakyat untuk menggunakan hak-hak politiknya. Bangsa Indonesia senantiasa waspada terhadap sistem demokrasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta kepribadian bangsa. 4. Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Lingkungan hidup dan sumber daya alam yang tidak terjaga dapat menimbulkan masalah global. Lingkungan hidup yang penuh polusi akan menimbulkan dampak pada menurunnya derajat kesehatan masyarakat. 5. Perdamaian dan Keamanan Perdamaian dan keamanan menjadi dambaan setiap umat manusia. Namun demikian, kenyataannya sampai saat ini perdamaian dan keamanan masih sangat mencekam. Masalah perdamaian dan keamanan telah menjadi masalah global yang tidak mungkin diselesaikan oleh satu negara saja walaupun negara itu merupakan negara besar. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah membangun kerja sama, baik secara bilateral maupun secara multilateral. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya. Dalam era global, suatu masyarakat/negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi, mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan kebodohan. Dampak positif dan negatif pada pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara pun ada. Salah satunya era globalisasi pada sistem politik. Bangsa Indonesia telah menerapkan kehidupan berdemokrasi yang telah membawa perubahan-perubahan yang besar, diantaranya pelaksanaan pemilu legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Itu dampak positifnya. Sedang dampak negatifnya ialah pada kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang dapat memakan banyak korban diantara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Seperti munculnya Gerakan Papua Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka. DAFTAR PUSTAKA http://tandriwijaya.blogspot.com/2013/01/proses-aspek-dampak-globalisasi-dalam.html

Sabtu, 05 Juli 2014

SEJARAH BERDIRINYA PT, DIRGANTARA INDONESIA

Semenjak Revolusi dan Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945. Pembuatan pesawat terbang di Indonesia telah dirintis oleh satuan-satuan amgkatan udara. Sejak saat itu orang Indonesia menyadari bahwa sebagai negara kepulauan Indonesia selalu akan membutuhkan sarana transportasi udara, darat, dan laut. Alat tarnsportasi tersebut berguna untuk kelancaran roda pembangunan di segala bidang maupun dari strategi pertahanan keamanan. Pada tahun 1946, didirikan Biro Perencanaan dan Konstruksi oleh TRI-Udara Angkatan Udara Indonesia (sekarang TNI-AU) yang di pelopori oleh Wiweko Supono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan Sumarsono, yang mengambil tempat di Magetan, dekat Madiun, Jawa Timur. Pesawat yang pertama kali dibuat pada saat itu adalah NWG-1 (pesawat layang). Kemudian pada tahun 1948 mereka berhasil membuat mesin pesawat pertama yang merupakan modifikasi dari mesin Harley Davidson, mesin pesawat ini diberi nama WEL-X. Mesin WEL-X dirancang oleh Wiweko Supono dan pesawat buatan mereka selanjutnya dikenal dengan nama RI-X. Kegiatan pembuatan RI-X terpaksa dihentikan karena terjadi pemberontakan komunis di Madiun dan agresi Belanda. Setelah masa Agresi Belanda berakhir, kegiatan yang disebutkan di atas kemudian dilanjutkan kembali di lapangan udara Andir (Bandar Udara Husein Sastranegara), Bandung. Pada tahun 1953 kegiatan tersebut dilembagakan menjadi Seksi Percobaan yang memiliki 15 orang anggota. Kegiatan ini berada dibawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, yang dipimpin oleh Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo. Pada tanggal 1 Agustus 1954 berhasil menerbangkan prototype pesawat “Si Kumbang”. Sebagai penghargaan kepada para desain dan para pekerja pembuat pesawat “Si Kumbang”, maka dewasa ini pesawat dijadikan monumen di depan gedung utama PT. Dirgantara Indonesia. Sesuai surat keputusan kepala staff Angkatan Udara No. 68 Tanggal 22 April 1957 Seksi percobaan ditiadakan dan ditingkatkan menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan. Pada tahun 1958 berhasil menerbangkan prototype pesawat latih dasar dengan nama “Si Belalang 89” dan pesawat olah raga “Si Kunang 25”. Pesawat ini sekarang disimpan di museum TNI AU di Jakarta. Selain dari pada itu, usaha – usaha untuk membuat pesawat Helikopter telah dilakukan dengan membuat prototypenya yang diberi nama “Si Keeping”, ”Si Manyang” dan “Kolentang”. Sejalan dengan perkembangan bangsa Indonesia dan sesuai dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai serta untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam industri pesawat terbang ini maka sesuai dengan keputusan Menteri Kepala Staff Angkatan Udara No. 448 Tanggal 1 Agustus 1960, didirikanlah Lembaga Persiapan Industri Penerbangan ( LAPIP ). LAPIP diresmikan pada tanggal 16 Desember 1961. Lembaga ini disiapkan oleh pemerintah untuk menyiapkan unit penerbangan di Indonesia yang nantinya mampu memberikan bantuan logistik kepada dunia penerbangan Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan Indonesia kepada luar negeri baik dengan produksi sendiri, pesawat terbang maupun dalam menyiapkan suku cadangnya. Disamping itu menyiapkan personil baik dalam jumlahnya maupun dalam keterampilannya serta kemampuanya. Untuk dapat mengembangkan LAPIP secara lebih cepat serta menyerap teknologi pembuatan pesawat terbang yang lebih maju dan kemajuan mengelola pabriknya secara lebih terarah, maka pada tahun 1961 pemerintah Indonesia yang diwakili oleh LAPIP telah menandatangani kontrak kerjasama dengan CEKOP (industri pesawat terbang Polandia) mengenai pembangunan fasilitas manufaktur pesawat terbang, dan pelatihan SDM. LAPIP berhasil memproduksi pesawat dibawah lisensi yang bernama PZL-104 Wilga yang kemudian dikenal sebagai Gelatik. Pesawat Gelatik ini dapat menampung empat penumpang serta bermesin tunggal (monoplane). Pesawat ini dilengkapi dengan kemampuan Take off dan Landing dengan jarak yang pendek (Short Take Off Landing). Pada tanggal 21 Maret 1966 Marsekal pertama Nurtanio gugur dalam kecelakaan pesawat terbang, sebagai tanda penghormatan atas jasa beliau, maka LAPIP diubah namanya menjadi Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR). Dengan mempertimbangkan kebutuhan pesawat latih dasar, baik bagi Indonesia dalam hubungannya dengan negara-negara ASEAN dalam perkembanganya LIPNUR telah mulai memproduksi pesawat LT-200 dan juga mengembangkan bengkel After Sales Service, Maintenance Repairing serta Overhoul bagi pesawat terbang yang dimiliki oleh Swasta. Pada 26 April 1976. LIPNUR berganti nama menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Pada tahun 1978. Perkembangan Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yaitu membangun fasilitas diatas tanah seluas 2 hektar, meliputi kantor Direktorat Teknologi, Hanggar Divisi Aircraft Service untuk kegiatan Maintenance, Overhoul dan Repair, Hanggar Assy Rotary Wing, Hanggar Assy Fixed Wing, beserta kantor bertingkat lima. Pada tahun 1979. Ditandatanganinya perjanjian kontrak antara IPTN dengan Aerospatiale Perancis untuk memproduksi helicopter jenis Puma NSA-330 dan Super Puma NAS-332, produksinya dapat realisasikan pada tahun 1981 dan 1982, negara pertama yang memesan pesawat helicopter Super Puma NAS-332 adalah Malaysia. Ditandatanganinya usaha bersama antara Industri Pesawat Terbang Nusantara dengan Aircraft Tecnologi Industries (Airtec) pada tanggal 17 Oktober 1979, di Madrid Spanyol. Dengan teknologi 50% - 50% program pertama Airtec adalah merancang dan memproduksi sebuah pesawat angkut serba guna CN-235. Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turboprop CTJ-9C buatan General Electric, dengan daya dorong masing-masing 750 k dan kapasitas 35 – 44 penumpang. Pada tahun 1980. Dilakukan penandatanganan bersama General Electric Company meliputi pemeliharaan mesin – mesin pesawat terbang dan mesin – mesin industri. Pada tahun 1981. Pada bulan Mei 1981 mendirikan Divisi Sistem Senjata di Tasikmalaya bernama persatuan produksi Menang dan do Batu PoroMadura. Sistem senjata tersebut di pasang pada produksi IPTN sebagai pertahanan dan keamanan. Senjata yang di produksi FFAR 2,27 dan SUT (Surfase Under Water Terpedo) dibawah lisensi FZ ( Forgrees De Zeebrugge Balgin dan aeg Jerman). Pada 10 Juni 1981 Pengumuman Karateristik CN-235 oleh Prof. Dr. B.J. Habibie, Dipl. Ing. pada kesempatan Paris Air Show ke-37. Pada tanggal 1 Juni 1982. Ditandatangani persetujuan bersama IPTN dengan Boeing Compani USA. Kerjasama ini merupakan langkah lanjut guna mencapai misi utama dalam program Satu Darsawarsa, yaitu mendirikan industri pesawat terbang yang lengkap dan diakui oleh Internasional dan mendapatkan sertifikat dari FAA dengan meletakkan IPTN sebagai salah satu sub kontraktor Boeing. Pada tanggal 11 November 1982. IPTN diizinkan memproduksi sekurang-kurangnya 100 helikopter NBELL-412. IPTN mendapat sertifikat dari perusahaan Mc.Donnel Douglas, USA dimana IPTN ditunjuk sebagai supplier yang memenuhi syarat di bidang Quality Assyrance. Pada tanggal 24 November 1982 meningkatkan kerjasama kedua dengan MBB Jerman Barat dan memproduksi Helikopter NBK-117 yang dirancang berdasarkan NBO-105. Pada tahun 1983. Pada tanggal 10 September 1983, diresmikan pemunculan pertama (Rool Out) pesawat CN-235 oleh Presiden RI ke-1 Ir. Soekarno sekaligus pemberian nama “Tetuko”. Pada saat yang sama dilakukan pemunculan pertama CN-235 bernama “Ellena” di Spanyol. Selanjutnya pada tanggal 28 November 1983 dilakukan panandatanganan kerjasama dalam bidang pemasaran CN-235 dengan Toyomenka Kaisha Ltd, dari Jepang. Pada tahun 1984. Merupakan pemulaan produksi helicopter NBELL-412. IPTN bekerjasama dengan MBB Jerman Barat ialah mendirikan NTT (New Transport Tecnology) dan rancangan pertamanya adalah BN-109. Pada 11 Oktober 1985 Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara. Pada tahun ini juga sarana kawasan produksi (KP) II sudah selesai dibangun dan dapat dipergunakan. Workshop IPTN V yang menangani produksi SUT Torpedo mulai pertamanya akan diserahkan kepada Hankam. Pada 12 Januari 1986 IPTN bersama Boeing dan MBB menandatangani Momerandum Of Understanding (MUD) untuk merancang pesawat canggih Advance Technologi Regional Aircraft (ATRA-90) dengan kapasitas 100 – 135 tempat duduk. Dalam menginjak usianya yang ke-10 diselenggarakan pula Indonesia Air Show (IAS 86) yang menarik perhatian masyarakat luas baik yang nasional maupun Internasional. Pada IAS 86 ini dicapai pula kemajuan-kemajuan penting dalam hal kerjasama, disamping keberhasilan kerjasama untuk penanganan Engine ditandatangani dengan Garet, Alison, Partt, Whitney, General Electric, Turbomeka Makila, Avco Lycoming Textron, (ALT), Roll Royce dan Merpati Nusantara. Dibidang pemasaran ditandatangani dua kontrak pembelian pesawat CN-235 dengan Merpati Nusantara dan TNI-AU. Tanggal 23 Agustus 1986, Bapak presiden Soekarno yang datang untuk ketiga kalinya itu sekaligus untuk meresmikan kawasan produksi II dan IV. Pada tahun 1987. Proyek pembangunan Universal Maintenance Center (UMC). Divisi melengkapi IPTN sebagai agen alih teknologi, tugas yang diemban Divisi adalah merawat yang artinya memperbaiki mesin – mesin diesel kapal laut dan mesin-mesin industri. Pada bulan April 1987. Penyerahan helicopter dari IPTN kepada angkatan laut yaitu Super Puma NAS-332 satu pesawat dan lima pesawat NBO-105 kepada Kepolisian Republik Indonesia, serta penyerahan helikopter NBELL-412 dan sebuah kepada kerajaan Malaysia. IPTN bekerjasama dengan General Dynamic dalam Program Offist untuk F-16, dan bekerjasama juga dengan Boeing Company dalam memproduksi komponen Boeing 767 dan Boeing 737. Pada bulan Juni 1988. IPTN menandatangani suatu kerjasama computer dengan New Medium Development Organization (NEDO), suatu industri terkemuka di Jepang. Berdasarkan kerjasama tersebut maka didirikan perusahaan Nusantara Sistem Internasional (NSI) yang mengembangkan perangkat lunak komputer di IPTN. Pada tahun 1988 IPTN memproduksi pesawat N-250. Pada bulan Juli 1997. Terjadi krisis finansial Asia yang dimulai di Thailand, dan memengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Sebelumnya IPTN mendapat banyak order pesawat N-250 dari luar negeri, IPTN menerima pesanan 120 pesawat, dan langsung merekrut ribuan karyawan serta mendatangkan mesin-mesin pembuat komponen. Namun saat itu dalam pemulihan krisis ekonomi bersama IMF (International Monetary Fund) mengharuskan Indonesia menerima sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah Indonesia tidak boleh lagi berdagang pesawat. IPTN yang sudah terlanjur merekrut ribuan karyawan dan mesin-mesin pembuat komponen pesawat akhirnya mengalami kerugian karena kesepakatan itu. Pada tahun 2000. IPTN merumuskan kembali untuk mewujudkan spirit ‘Nurtanio 2000’ yang menekankan pada penerapan baru, berorientasi bisnis, strategi untuk memenuhi situasi dengan struktur baru. Pada tanggal 24 Agustus 2000 setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi PT.Dirgantara Indonesia, diresmikan di Bandung oleh Presiden RI ke-4 Alm. Bapak Presiden K.H. Abdurrahman Wahid. Pada tahun 2003. PT.Dirgantara Indonesia memutus kerja sembilan ribu lebih karyawan. Dari 16.000 pekerja PT.DI hanya menyisakan tiga ribu pekerja baik di bagian produksi maupun manajemen. Kondisi ini membuat PT. Dirgantara Indonesia menjadi terpuruk. Pada tahun 2007. PT.Dirgantara Indonesia kembali bangkit. PT.Dirgantara Indonesia berkerjasama dengan British Aerospace (BAE) yaitu mendapatkan order subkontrak sayap pesawat Airbus A380. PT.Dirgantara Indonesia juga mendapat order dari negara timur tengah yaitu pemesanan 6 pesawat jenis N2130, dan order dari sejumlah negara memesan CN-235. Pada tahun 2010. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan Airbus Military (Spanyol) yaitu memindahkan assembly pesawat 212-400 dari Airbus Military Spanyol ke PTDI. Pada tahun 2011. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan Eurocopter yaitu pembuatan MK2 Tail Bom (Ekor helicopter Super Puma). Pada bulan Desember 2011, PTDI bekerjasama dengan Airbus Military dalam pengembangan pesawat CN-235 (2 mesin 23 penumpang) yaitu memodifikasi pesawat CN-235 menjadi 95 penumpang dengan menambahkan panjang pesawat sebanyak 3 frame. Penandatanganan kerjasama ini ditandatangani oleh Dirut PTDI dan Airbus Military yang bertempat di hangar CN-235 Aircraft Integration yang disaksikan oleh Presiden RI ke-6 Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

Rabu, 05 Maret 2014

CONDITIONAL SENTENCE

NAMA : SINGGIH AULLIYA SAPUTRA KELAS/NO : XI TEKNIK PEMESINAN 4 CONDITIONAL SENTENCE Conditional sentences are sentences discussing factual implication or hypotethical situation and their consequences. Conditional sentences have two part: If-Clause and Result Clause. There are three kinds of conditional sentences. Each kind contains a different pair of tenses. 1. Conditional Sentence Type 1 (Real present/ True in the present or future) • Definition : It is about something or condition that is possible to happen in the future. • Function : Give statement that there is still a real possibility and implies the action in the If-clauses is quite possible. • Formulation : If-Clause Result Clause Simple Present Will / Can + Simple form Ø If + Subject + Present tense + (,) + Subject + Future tense Example : 1. If I find the book, I will give it to you. 2. If she is here, I will be happy. 3. If they come here, we will help them. 4. If he does it, I will give him money. 5. If you leave the cage open, the bird will fly away. Ø Subject + Future tense + if +subject + Present tense Example: 1. I will help you if I have time. 2. She will be stupid if she is lazy. 3. He will do it if you visit him. 4. She will be angry if I do not visit her. 5. Rano will teach you if you come to his house. Note: event though will is same with be going to, but be going to can not be used in conditional sentences. 2. Conditional Sentence Type 2 (Unreal present/ Untrue (Contrary to Fact) in the present/ future) • Definition : It is about something or condition that is imposible to happen. • Function : Gives statement that is impossible to happen and talks about situation that are contrary to fact i.e. situation that are the opposite of the true situation. • Formulation : If-Clause Result Clause Simple Past Would/ Could + Simple form Ø If + Subject + Simple past tense + (,) + Subject + Simple past future Example : 1. If I didn’t pass the exam, I would repeat the test. ( I pass the exam, so I don’t repeat the test ) 2. If she knew it, she would tell you. ( she doesn’t know it, so she doesn’t tell you) 3. If she were my mother, I would obey her. ( She isn’t my mother, so I don’t obey her) 4. If he didn’t do it, they wouldn’t do it. ( He does’t do it, so they do it) 5. If you were here, you would tell her about it. ( You are not here, so you don’t tell her about it) Ø Subject + Simple past future + if +subject + Simple past tense 1. Elly would give him punishment if she were a teacher. ( Elly doesn’t give him punishment because she isn’t a teacher) 2. We would visit you if we knew your address. ( We don’t visit you because we don’t know your address) Note: * if the fact positive, so if conditional is negative. * Were is used for both singular and plural subject. Was is sometimes used in very informal speech but it is not generally considered grammatically acceptable. 3. Conditional Sentence Type 3 (Unreal past/ Untrue (Contrary to Fact) in the past) • Definitin : it is about something or condition that is impossible to happen in the past time. • Function : Gives statement that is impossible to happen in the past time. • Formulation : If-Clause Result Clause Past Perfect Tense Would/ Could have + Past Participle Ø If + Past Perfect tense + (,) + Past future perfect tense Example : 1. If they had come earlier, they could have met me. ( they didn’t cone earlier, so they didn’t met me) 2. If he had done my job, I would have given him money. ( he didn’t do my job. Therefore, i didn’t give him money) Ø Past future perfect tense + if + Simple perfect tense Example : 1. My father would have sold the house if he has found the right buyer. ( My father didn’t sell teh house because he didn’t find the right buy 2. I would have gone out if I hadn’t been so tired last night. ( I didn’t go out because I was so tired last night) Using progressive verb form in conditional sentence It is used in progressive condition, this form is common in type 2 conditional sentences. It expresses an unfinished or continuing action or situation, which is the probable result of unreal condition. Example : 1. She would be discussing the home work with Wahyu if she had a time. 2. They would be playing volly ball if it was holiday. 3. I would be happy if you accompanied me. Using “mixed time” in conditional sentences Sometimes Unreal Conditional sentences are mixed. This means that the time in the if-clause is not the same as the time in the result. Example: 1. If she were my mother, i would be loving her so much. 2. If Ahmad spoke English, he would have been translator. 3. I would be proud of you if you won the competition. Omiting “if” Sometime if is omitted and the subject and verb are inverted. Example: 1. Were she at home, thay would visit her. (If she were at home, thay would visit her) 2. Should he asked her, she would marry him soon. (If he asked her, she would marry him soon) 3. Had he studied hard, he would have passed the exam. (If he had studied hard, he would have passed the exam) Implied Condition Often the if-clause is implied; not started. Conditional verbs are still used in the result clause. Example: 1. I would have invited him, but i didn’t know his name. 2. She would have bough the coat, but i didn’t have enough money. 3. Ms. Ros would have punished her child, but she had to work. Using as if / as though Example: 1. She talks as if / as though she knew everything. (She doesn’t know everything or she knows nothing) 2. He sings as if / as though he were a rock singer. (He isn’t a rock singer) 3. She tells as if / as though she had attended the meeting. (She didn’t attent the meeting) Verb forms following “wish” Wish used when the speaker wants reality to be different, to be exactly to be opposite. There are three types of wish: 1. The future time form: Subject + wish + subject + would ..... Could ..... Example: a. I wish Merry come to my office to interview. b. It is raining, I wish it would stop. c. I wish you to hurry. 2. The present time form: Subject + wish + subject + past tense ..... Example: a. I wish I knw how to do it. b. I wish Amir were here. c. She wishes she could answer the question. 3. The past time form: Subject + wish + subject + past perfect tense...... Example: a. I wish she had knocked the door before she enter the room. b. They wish we had not forgotten his tasks. c. She wishes she had been in Bali to holiday. Using would to make wishes about the future “Would” is usually used to indicate that the speaker wants something to happen or someone other than the speaker to do something in the future. The wish may or may not come true (be realized). Example: 1. It is going to be a good movie. I wish it would be watched television tonight. 2. It is snowing. I wish it would make us play in the park. 3. They were going to go to Mecca. I wish they would not be forget me.

noun clouses

NAMA: SINGGIH AULLIYA SAPUTRA KELAS/NO: XI TP4/ 17 Definition of noun clouses: A dependent clause that functions as a noun (that is, as a subject, object, or complement) within a sentence. Also known as a nominal clause. Noun clauses are subordinate or dependent clauses that perform eight main functions in English grammar. Noun clauses may be finite or nonfinite depending on the form of the verb in the clause. The following article defines the two forms and eight functions of noun clauses in the English language. English Noun Clauses Noun clauses are subordinate or dependent clauses that are formed by a subordinating conjunction followed by a clause. The english subordinating conjunctions that introduce noun clauses are that (which can be omitted in certain cases), if, whether, wh- words, wh-ever words, and sometimes for. Noun clauses may be either finite or nonfinite in form. Noun clauses perform many of the same functions as nouns and noun phrases. Functions prototypically performed by nouns and noun phrases are called nominal functions. The eight functions of nouns clauses are: 1. Subject 2. Subject complement 3. Direct object 4. Object complement 5. Indirect object 6. Prepositional complement 7. Adjective phrase complement 8. Noun phrase complement The following sections discuss the two grammatical forms and eight grammatical functions of noun clauses and include examples to illustrate use. Finite The first grammatical form of noun clauses in English grammar is the finite noun clause. Finite noun clauses contain conjugated verb phrases. Conjugated verb phrases in English show person (first, second, third), number (singular, plural), and tense (present, past). The following italicized clauses are examples of finite noun clauses: o My favorite musician is whoever sings this song. o Whatever you decide is fine with me. o His parents are fuming about how he crashed their new car. The finite, or conjugated, verbs in the noun clauses are sings (first person singular present), decide (second person singular/plural present), and crashed (third person singular past). Nonfinite The second grammatical form of noun clauses in English grammar is the nonfinite noun clause. Nonfinite noun clauses lack conjugated verbs. Nonfinite verbs in English include base forms (verb), infinitives (to + verb), and present participles (verb-ing). The following italicized clauses are examples of nonfinite noun clauses: o The teacher wants you to finish your homework. o My mom listened to me singing the song. o I demand that the child eat his vegetables.* The nonfinite, or unconjugated, verbs in the noun clauses are to finish (infinitive), singing (present participle), and eat (base). Notice also that the object pronouns function as the subject of the nonfinite noun clause when the verb is an infinitive or present participle. *Some grammars also consider the form of the noun clause in sentences like I demand that the child eat his vegetables a finite noun clause with a verb conjugated into the subjunctive mood. As Subjects Nouns clauses first function as grammatical subjects. Subjects are words, phrases, and clauses that perform the action of or act upon the verb. The following italicized noun clauses are examples of subjects: o That his daughter stole his car surprises me. o For you to not finish school now would be foolish. o What you said made the crowd angry. Both finite and nonfinite noun clauses can function as subjects. • slide 5 of 13 As Subject Complements Nouns clauses secondly function as subject complements. Subject complements are words, phrases, and clauses that follow copular verbs and describe the grammatical subject. The following italicized noun clauses are examples of subject complements: o The reason you failed the test was that you did not study the eight grammatical forms. o The thief will be whoever has blue ink on their hands. o That noise is the dog crying in his crate. Both finite and nonfinite noun clauses can function as subject complements. As Direct Objects Nouns clauses thirdly function as direct objects. Direct objects are words, phrases, and clauses that follow and receive the action of transitive verbs. The following italicized noun clauses are examples of direct objects: o Some teachers had been wondering if they chose the right career. o I would hate for you to get sick. o My son eats whatever we put on his plate. Both finite and nonfinite noun clauses can function as direct objects. As Object Complements Nouns clauses fourthly function as object complements. Object complements are words, phrases, and clauses that directly follow and describe the direct object. The following italicized noun clauses are examples of object complements: o The judges have declared the winner whoever entered the double chocolate fudge cake. o You may call my husband whatever you wish. o The assessment committee announced the problem "us refusing to try new procedures." Both finite and nonfinite noun clauses can function as object complements although nonfinite noun clauses perform the function infrequently. As Indirect Objects Nouns clauses fifthly function as indirect objects. Indirect objects are words, phrases, and clauses that indicate to or for whom or what the action of a transitive verb is performed. The following italicized noun clauses are examples of indirect objects: o The family court judge will give what the children want some consideration. o Have you given how you want to decorate the office any thought? o My classmates gave me singing the school song a gold star. Both finite and nonfinite noun clauses can function as direct objects although nonfinite noun clauses again perform the function infrequently. Prepositional Complements Nouns clauses function as prepositional complements. Prepositional complements are words, phrases, and clauses that directly follow a preposition and complete the meaning of a prepositional phrase. The following italicized noun clauses are examples of prepositional complements: o The students are thinking about what they just learned in class. o His wife listened to him singing in the shower. o My puppy begged for me to give him a treat. Both finite and nonfinite noun clauses can function as prepositional complements. Adjective Phrase Complements Nouns clauses seventhly function as adjective phrase complements. Adjective phrase complements are words, phrases, and clauses that complete the meaning of an adjective. The following italicized noun clauses are examples of adjective phrase complements: o Most English teachers would be happy that you are furthering your study of grammar. o My supervisor is worried that the roof will leak again. o I am sad that my husband is ill. Only finite noun clauses can function as adjective phrase complements. Noun Phrase Complements Noun clauses function as noun phrase complements. Noun phrase complements are words, phrases, and clauses that complete the meaning of a noun. The following italicized noun clauses are examples of noun phrase complements: o The claim that the earth is flat was once widely believed. o My problem is the fact that you are always late for work. o Our hope that peace will be achieved is possible. Only finite noun clauses that begin with the subordinating conjunction that can function as noun phrase complements. Practice Exercise Identify the noun clauses in the following sentences. Also identify the grammatical form and grammatical function of the noun clause. Sentences 21. My mom had wanted me to organize her photographs. 22. What that patron complained about is of little importance. 23. The committee will give that the students want longer library hours some thought. 24. The child is sad that she cannot have another cookie. 25. For the neighbors to sell their house would be a mistake. 26. His grandparents laughed at him sliding down the muddy hill. 27. You may invite whoever you want to the party. 28. All that commotion was the neighbors cleaning out their garage. 29. I would hate for that man to miss his bus. 30. The puppy was surprised that the cat bit his nose. Answers 31. My mom had wanted me to organize her photographs. nonfinite – direct object 32. What that patron complained about is of little importance. finite – subject 33. The committee will give that the students want longer library hours some thought. finite – indirect object 34. The child is sad that she cannot have another cookie. finite – adjective phrase complement 35. For the neighbors to sell their house would be a mistake. nonfinite – subject 36. His grandparents laughed at him sliding down the muddy hill. nonfinite – prepositional complement 37. You may invite whoever you want to the party. finite – direct object 38. All that commotion was the neighbors cleaning out their garage. nonfinite – subject complement 39. I would hate for that man to miss his bus. nonfinite – direct object 40. The puppy was surprised that the cat bit his nose. finite – adjective phrase complement • slide 13 of 13

MPDPL KOROSI DAN CARA PRNCEGAHANNYA

MAKALAH MPDPL KOROSI DAN CARA PRNCEGAHANNYA NAMA : SINGGIH AULLIYASAPUTRA KELAS : XI TEKNIK PEMESINAN 4 NO : 17 PENGERTIAN KOROSI Pengertian Korosi, Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Selain itu korosi dapat berarti penurunaan kualitas logam yang disebabkan oleh reaksi kimia suatu logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam. Penyebab, Cara Pencegahan, Proses Terjadinya, Besi, Logam, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Kimia - Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui bahwa logam-logam selain emas umumnya terkorosi (teroksidasi menjadi oksidanya). 1. Definisi / Pengertian Korosi Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat juga terjadi akibat suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang sebagai proses pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi pada besi menjadi besi oksida atau besi karbonat. 4Fe(s) + 3O2(g) + 2nH2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s) Fe(s) + CO2(g) + H2O(l) → Fe2CO3(s) + H2(g) Oleh karena korosi dapat mengubah struktur dan sifat-sifat logam maka korosi cenderung merugikan. Diperkirakan sekitar 20% logam rusak akibat terkorosi pada setiap tahunnya. Logam yang terkorosi disebabkan karena logam tersebut mudah teroksidasi. Menurut tabel potensial reduksi standar, selain logam emas umumnya logam-logam memiliki potensial reduksi standar lebih rendah dari oksigen. Jika setengah reaksi reduksi logam dibalikkan (reaksi oksidasi logam) digabungkan dengan setengah reaksi reduksi gas O2 maka akan dihasilkan nilai potensial sel, Esel positif. Jadi, hampir semua logam dapat bereaksi dengan gas O2 secara spontan. Beberapa contoh logam yang dapat dioksidasi oleh oksigen ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut. 4Fe(s) + O2(g) + 2nH2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s) Esel = 0,95 V Zn(s) + O2(g) + 2H2O(l) → Zn(OH)4(s) Esel = 0,60 V 2. Mekanisme / Proses Terjadinya Korosi pada Besi Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka pengendalian korosi menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi tentu harus memahami bagaimana mekanisme korosi pada besi. Korosi tergolong proses elektrokimia, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Proses korosi pada besi. Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna, juga akibat perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah tertentu lebih tinggi dari daerah lainnya. Pada daerah anodik (daerah permukaan yang bersentuhan dengan air) terjadi pelarutan atom-atom besi disertai pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang larut dalam air. Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e– Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron mengalir melalui rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga terjadi reduksi gas oksigen dari udara: O2(g) + 2H2O(g) + 2e– → 4OH–(aq) Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik, sebagaimana ion-ion melewati jembatan garam dalam sel volta dan bereaksi dengan ion-ion OH– membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh oksigen membentuk karat. Fe2+(aq) + 4OH–(aq) → Fe(OH)2(s) 2Fe(OH)2(s) + O2(g) → Fe2O3.nH2O(s) Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme pada Gambar 2) : 4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s) Karat Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah yang agak jauh dari permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat beragam mulai dari warna kuning hingga cokelat merah bahkan sampai berwarna hitam. Warna ini bergantung pada jumlah molekul H2O yang terikat pada karat. Gambar 2. Mekanisme korosi pada besi. Emas dengan potensial reduksi standar 1,5 V lebih besar dibandingkan potensial reduksi standar gas O2 (1,23 V) sehingga emas tidak terkorosi di udara terbuka. Di alam emas terdapat sebagai logam murni. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi / Penyebab Korosi Berdasarkan pengetahuan tentang mekanisme korosi, Anda tentu dapat menyimpulkan faktor-faktor apa yang menyebabkan terbentuknya korosi pada logam sehingga korosi dapat dihindari. Percobaan / Praktikum Faktor-Faktor yang Dapat Menyebabkan Korosi Tujuan : Menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi. Alat : 1. Tabung reaksi 2. Paku 3. Ampelas Bahan : 1. Air 2. CaCl2 3. Oli 4. NaCl 0,5% 5. Aseton Langkah Kerja : 1. Sediakan 5 buah tabung. Masing-masing diisi dengan paku yang permukaannya sudah diampelas dan dibersihkan dengan aseton. 2. Tabung 1 diisi dengan sedikit air agar sebagian paku terendam air dan sebagian lagi bersentuhan dengan udara. 3. Tabung 2 diisi dengan udara tanpa uap air (tambahkan CaCl2 untuk menyerap uap air dari udara) dan tabung ditutup rapat. 4. Tabung 3 diisi dengan air tanpa udara terlarut, yaitu air yang sudah dididihkan dan tabung ditutup rapat. 5. Tabung 4 diisi dengan oli agar tidak ada udara maupun uap air yang masuk. 6. Tabung 5 diisi dengan sedikit larutan NaCl 0,5% (sebagian paku terendam larutan dan sebagian lagi bersentuhan dengan udara. 7. Amati perubahan yang terjadi pada paku setiap hari selama 3 hari. Pertanyaan : 1. Bagaimana kondisi paku pada setiap tabung reaksi? Pada tabung manakah paku berkarat dan tidak berkarat? 2. Apa kesimpulan Anda tentang percobaan ini? Diskusikan dengan teman sekelompok Anda. Setelah dibiarkan beberapa hari, logam besi (paku) akan terkorosi yang dibuktikan oleh terbentuknya karat (karat adalah produk dari peristiwa korosi). Korosi dapat terjadi jika ada udara (khususnya gas O2) dan air. Jika hanya ada air atau gas O2 saja, korosi tidak terjadi. Adanya garam terlarut dalam air akan mempercepat proses korosi. Hal ini disebabkan dalam larutan garam terdapat ion-ion yang membantu mempercepat hantaran ion-ion Fe2+ hasil oksidasi. Kekerasan karat meningkat dengan cepat oleh adanya garam sebab kelarutan garam meningkatkan daya hantar ion-ion oleh larutan sehingga mempercepat proses korosi. Ion-ion klorida juga membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan ion Fe3+. Faktor ini cenderung meningkatkan kelarutan besi sehingga dapat mempercepat korosi. Macam-macam Bentuk Korosi 1. Korosi Merata (Uniform Corrosion) Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak di seluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja, dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance). 2. Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion) Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih tinggi. 3. Korosi Sumuran (Pitting Corrosion) Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yangn terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif di permukaannya, pada antar muka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan (struktur) patah mendadak. 4. Korosi Celah (Crevice Corrosion) Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen baik logam dengan non-logam maupun logam dengan logam. Mekanisme tejadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) didalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) didalam celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi. 5. Korosi Retak Tegang Korosi retak tegang terjadi karena kombinasi beban regang (tensile stress) dan koroden khusus (specific corrosive environment) yang dapat menimbulkan kerusakan awal yang kemudian menyebabkan fracture dalam logam. 6. Korosi Retak Fatik Korosi retak fatik terjadi karena kombinasi pengaruh beban dinamis (fluctuating stress) dan koroden (corrosion environment) yang dapat menyebabkan keretakan pada logam. 7. Korosi Intergranular Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. 8. Selective Leaching Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Pengukuran laju korosi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pengukuran yang paling sederhana biasanya dilakukan dengan cara mengukur kehilangan logam (berdasarkan perbedaan berat). Meskipun demikian beberapa metode pengukuran laju korosi yang dapat diterapkan antara lain adalah dengan mengukur ion logam yang terdapat di lingkungan, mengukur konduktivitas lingkungan, mengukur berat jenis lingkungan atau berdasarkan reaksi dengan metode elektrokimia. Begitu banyak bentuk-bentuk korosi yang dapat terjadi, oleh karena itu korosi harus dikenali dengan baik untuk dikendalikan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan umur (life time) peralatan yang digunakan dan dapat menghindari terjadinya akibat kegagalan material. 4. Pengendalian / Cara Pencegahan Korosi Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal mungkin. Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan (coating), proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi. a. Metode Pelapisan (Coating) Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya, dengan pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut. Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e– Eo = –0,44 V Fe(s) → Fe2+(g) + 2e– Eo = –0,76 V Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi. b. Proteksi Katodik Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Proses katodik dengan menggunakan logam Mg. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut. Anode : 2Mg(s) → 2Mg2+(aq) + 4e– Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e– → 4OH–(aq) Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O → 2Mg(OH)2(s) Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya. c. Penambahan Inhibitor Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi. 1) Inhibitor anodik Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat. 2) Inhibitor katodik Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit. 3) Inhibitor campuran Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat. 4) Inhibitor teradsorpsi Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane. SOAL: 1. Sebutkan pengertian korosi! 2. Apa itu pengertian prinsip elektrokimia? 3. Sebutkan pengertian Lingkungan yang bersifat korosif! 4. Sebutkan 4 macam bentuk korosi! 5. Apa itu metode pelapisan? Jawaban: 1. korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Selain itu korosi dapat berarti penurunaan kualitas logam yang disebabkan oleh reaksi kimia suatu logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam. 2. prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. 3. lingkungan yang bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S. 4. Korosi Celah (Crevice Corrosion), Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion), Korosi Sumuran (Pitting Corrosion), Korosi Merata (Uniform Corrosion) 5. Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. DAFTAR PUSTAKA: http://www.planetkimia.com/2012/11/korosi/ http://kimia123sma.wordpress.com/2010/04/20/korosi-dan-cara-pencegahannya/ https://www.google.com/search?q=makalah+korosi+dan+pencegahannya&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a

PERSONAL LETTERS

PERSONAL LETTERS A letter is a written message containing information from one party to another.[1] The role of letters in communication has changed significantly since the nineteenth century. Historically, letters (in paper form) were the only reliable means of communication between two people in different locations. The study of letter writing Due to the timelessness and universality of letter writing, there is a wealth of letters and instructional materials (for example, manuals, as in the medieval ars dictaminis) on letter writing throughout history. The study of letter writing usually involves both the study of rhetoric and grammar.[2] Advantages Letters are still used, particularly by law firms and businesses, for official (public) notifications, sometimes advertising. This is because of three main advantages: • No special device needed - almost everybody has a residence or other place at which he or she can receive mail. A mailbox is all that the intended recipient needs - unlike e-mail or phone calls, where the intended recipient needs access to a computer and an e-mail account or a telephone respectively. • "Catch-all" advertising- unlike e-mails, where the recipient needs an individual e-mail address to receive messages, individuals are not necessarily chosen, by rather can widely cover many or all addresses in a given locality. • Physical record - important messages that need to be retained (e.g. invoices; government notification such as tax or immigration) can be kept relatively easily and securely. The letter-delivering process Here is how a letter gets from the sender to the recipient: 1. Sender writes letter and places it in an envelope on which the recipient's address is written in the centre front of the envelope. Sender ensures that the recipient's address includes the Zip or Postal (if applicable) code and often he includes his return address on the envelope. 2. Sender buys a postage stamp and attaches it to the front of the envelope on the top right corner on the front of the envelope. 3. Sender puts the letter in a postbox. 4. The national postal service for the sender's country (e.g., the Royal Mail, UK; US Postal Service, US; Australia Post in Australia; or Canada Post in Canada) empties the postbox and takes all the contents to the regional sorting office. 5. The sorting office then sorts each letter by address and postcode and delivers the letters destined for a particular area to that area's post office. Letters addressed to a different region are sent to that region's sorting office, to be sorted further. 6. The local post office dispatches the letters to their delivery personnel who deliver them to the appropriate addresses. This whole process, depending on how far the sender is from the recipient, can take anywhere from a day to 3–4 weeks. International mail is sent via trains and airplanes to other countries Letter layout United Kingdom, Canada, and Australia The following is a common way to set out a letter: Sender's address here 24 Lambert Street Stoke-on-Trent ST4 4WE Date here Formal: 24 October 2013 Informal: October 24 Recipient's name and address here Mr Joseph Bloggs 25 Lambkin Street Stoke-on-Trent ST3 9WR Main body Formal: Dear Sir or Madam, Acquaintance: Dear Mr Johnson, Informal: Dear Boris, Content Formal: Yours faithfully, Acquaintance: Yours sincerely, Informal: Best wishes, Sender's Name Formal: Sender's Occupation and Enclosures Informal: Nothing (optional: P.S. / Post Scriptum = Afterthought) United States The following is the modified block format for a business letter, common in the United States: October 24, 2013 Your Street Address Your City, State, ZIP Mr Jack Brough 25 First Street Anytown, VA 10005 Dear Mr. Brough: This is an example of a modified block letter. The difference between it and a full block letter style is that the date begins at the center point of the page; therefore, if a letter has a 6 inch line of type, the date begins approximately over 3 inches from the left margin. The closing block also begins half-way across the page. The complimentary close and the keyed signature (first and last name of the writer) begin at the same point as the date - approximately 3 inches from the left margin. Sincerely, Robert Hayward Sales Representative Contoh Personal Letter Bogor, 6th December 2013 Dear Singgih, Hello! How are you? I hope you are fine like me. Next week, after final test, I’m planning to go your city but I don’t know where your home is. So, I will you take me at Tugu Station 2 a.m we will meet a front of area park. I’m going to wear blue shirt, and black jeans. If you are difficul to find me you can call me, maybe? This is my number 085878768844. I want to you bring me go to MALIOBORO and to try traditional foods like a gudek, etc. You don’t have to reply my letter, because you can call me or sms. Okay? I’am really impatient to go there. See you there! Love, LABIB CURRICULUM VITAE A curriculum vitae (CV) provides an overview of a person's experience and other qualifications. In some countries, a CV is typically the first item that a potential employer encounters regarding the job seeker and is typically used to screen applicants, often followed by an interview, when seeking employment. What's the difference between a resume and a CV? The primary differences are the length, the content and the purpose. A resume is a one or two page summary of your skills, experience and education. A goal of resume writing is to be brief and concise since, at best, the resume reader will spend a minute or so reviewing your qualifications. A Curriculum Vitae, commonly referred to as CV, is a longer (two or more pages), more detailed synopsis. It includes a summary of your educational and academic backgrounds as well as teaching and research experience, publications, presentations, awards, honors, affiliations and other details. When to Use a CV In the United States a Curriculum Vitae is used primarily when applying for international, academic, education, scientific or research positions or when applying for fellowships or grants. As with a resume, you may need different versions of a CV for different type of positions. What to Include in Your CV Like a resume, your CV should include your name, contact information, education, skills and experience. In addition to the basics, a CV includes research and teaching experience, publications, grants and fellowships, professional associations and licenses, awards and other information relevant to the position you are applying for. Start by making a list of all your background information, then organize it into categories. Make sure you include dates on all the publications you include. How to Write a Curriculum Vitae Do you need help writing a curriculum vitae? Before you start, review these tips so you can include the appropriate information in your curriculum vitae (CV) and format your curriculum vitae correctly. Remember, the first impression is the one that matters, so, your CV needs to be perfect! Curriculum Vitae LIVING HISTORY LIST PERSONAL DATA Name : Justin Bieber Son Gender : Male Place , date of birth : Jakarta , January 1, 1980 Citizenship : Indonesia Relationship Status : Never married Height , weight : 170 cm , 61 kg Health : Very good Religion : Islam Address : Jl . No. Melinda Dee . 1 South Jakarta Phones , Mobile: 085 238 111 888 E - mail : jb_putra@yahoo.com EDUCATION » Formal 1985 - 1991 : SDN 1 Bandung 1991 - 1994 : SMP 2 Bandung 1994 - 1997 : SMAN 1 Bandung 1997 - 2001 : Undergraduate Program ( S - 1 ) Accounting , University of Pancasila , Jakarta » Non-Formal 1998 - 1999 : Computer and Internet Courses in Puskom Gilland Ganesha , Jakarta 1999 - 2002 : English course in IALF Denpasar , Bali 2004 - 2004 : Tax Course ( Brevet A & B ) in FAIUP , Jakarta EXPERIENCE ORGANIZATION Student Council SMU 1 Bandung Period 1995-1996 Chairman of the Sub - Division of Academic Student Council 1996-1997 period Accounting Students Association members Pancasila University 2000-2001 period Head of Department of Accounting 2 HIMA 1999-2000 period ABILITY Accounting and Administration capabilities ( Journal Printing & Calculation , Ledger , Petty Cash Payroll & Calculation , Inventory Controls , Project Data Updating , Teller , Salary Caldulation ) . Taxation system . Computer capability ( MS Word , MS Excel , MS Power Point , MS Access , MS Outlook ) . Internet capabilities . WORK EXPERIENCE Working at PT . Bersemi Jaya Bali , Bali Period : January 2009 - June 2012 Status : Permanent Employee Position : Staff Accounting and Taxation Example LIVING HISTORY LIST PERSONAL DATA Name: Singgih aulliya saputra Gender: Male Place, date of birth: Sleman, 23 april 1997 Citizenship: Indonesia Relationship Status: Never married Height, weight: 160 cm, 41 kg Health: Very good Religion: Islam Address: Nusupan, Trihanggo, Limestone, Sleman Phones, Mobile: 085 878 768 844 E-mail: singgihpertamaputra@yahoo.com EDUCATION »Formal 2002 - 2003: TK IT Jabal NUR 2003 - 2009: SDN 2 vigil 2009 - 2012: SMP N 7 Yogyakarta 2012 - 2015: SMK N 2 Yogyakarta »Non-Formal 2007 - 2009: Les Saint in KHARISMA SAINT ABILITY Mechanical machining capabilities. Computer capability (MS Word, MS Excel, MS Power Point, MS Access, MS Outlook). Internet capabilities. Memorandum From Wikipedia, the free encyclopedia Jump to: navigation, search "Memoranda" redirects here. For the open source personal information manager software, see Memoranda (software). For the documentary of the same name, see Memorandum (film). For the record label, see Memorandum Recordings. A memorandum (abbrev.: memo) was from the Latin verbal phrase memorandum est, the gerundive form of the verb memoro, "to mention, call to mind, recount, relate",[1] which means "It must be remembered (that)...". It is therefore a note, document or other communication that helps the memory by recording events or observations on a topic, such as may be used in a business office. The plural form of the Latin noun memorandum so derived is properly memoranda, but if the word is deemed to have become a word of the English language, the plural memorandums, abbreviated to memos, may be used. (See also Agenda, Corrigenda, Addenda) A memorandum can have only a certain amount of formats, it may have a format specific to an office or institution. In law specifically, a memorandum is a record of the terms of a transaction or contract, such as a policy memo, memorandum of understanding, memorandum of agreement, or memorandum of association. Alternative formats include memos, briefing notes, reports, letters or binders. They could be one page long or many. If the user is a cabinet minister or a senior executive, the format might be rigidly defined and limited to one or two pages. If the user is a colleague, the format is usually much more flexible. At its most basic level, a memorandum can be a handwritten note to one's supervisor. In business, a memo is typically used by firms for internal communication, as opposed to letters which are typically for external communication.[2] Dean Acheson famously quipped that "A memorandum is not written to inform the reader but to protect the writer". Charles Peters wrote that "bureaucrats write memoranda both because they appear to be busy when they are writing and because the memos, once written, immediately become proof that they were busy."[3] Example To: septi harsoyo From: singgih aulliya Subject: borrow books I have a test tomorrow. I do not have the book. help you bring the book tomorrow. for I borrowed. thank a lot

Selasa, 25 Februari 2014

Kekuatan Militer INDONESIA

16 pesawat tempur INDONESIA terbaru

Sejarah SMK N 2 Yogyakarta

Sejarah SMK N 2 Yogyakarta

SMK N 2 Yogyakarta is located at street A.M. Sangaji 47 Yogyakarta, better known by the name Jetis STM (STM 1 Yogyakarta). SMK Negeri 2 Yogyakarta is one of the oldest high school in Indonesia and quite have a name in the industry and government. Many graduates scattered throughout Indonesia, was able to lead in the field industry and government. Graceful and dignified building, built in 1919. At the time of Dutch colonial building was used as a schoolhouse PJS (Prince Juliana School). Because it is a relic of history, then this building by the Minister of Culture and Tourism through the Regulations Minister Number: PM.25/PW.007/MKP/2007 designated as cultural heritage.
School of Engineering Affairs of Indonesia is the first in the School of Engineering Medium in Jogjakarta. The first diploma in Secondary Technical School Jogjakarta issued in 1951. Programs that existed at this school is a Civil Engineering, Electrical Engineering and Mechanical Engineering.
Although the technique in the complex school issue a diploma to a new Jetis in 1951, but before that building is already complex Jetis used as a School of Engineering at the Dutch era maupuin Japan. On alumni meeting of the new year 2010, there are a graduate school techniques in this Jetis complex that shows a Japanese diploma. The final task as he pilots the Air Force captain.
In addition to use for the Secondary Technical School, Post-Independence until the decade of the 80s, the complex is also used as a place Jetis lecture, Faculty of Engineering University of Gajah Mada University and Academy of Engineering Affairs Yogyakarta.
Demands and technological developments, require the building or facility peralaatan adequate, so in 1929, 1950 and 1954 conducted renovations and additions to the room so that the building area to 16,000 m2 over 5.5 hectares of land. In addition to building the theory of space, many Other facilities available include practice space (garage or laboratory), places of worship, the hall, soccer field, tennis courts, volley ball court, and other sports fields.
In 1952 the Secondary Technical School in Jogjakarta is broken down into two schools, namely STM School I (Department of Building and Chemistry), STM Affairs II (Department of Electrical and Machinery). Both complexes occupy Jetis increasing demand of skilled manpower with high technical various competencies, then the complex was established several STM Jetis with the new department. With the establishment of new schools, then at decade of the 70s, the complex Jetis terdaapat some schools with majors are varied, including STM School I (Department of Building and Chemistry), STM Affairs II (Department of Electrical and Machinery), STM Special Instructor (Department of Building, Electrical, Diesel and Machinery), STM Geology Mining, Metallurgy STM, STM Agricultural Experiment I and STM STM Experiment II.
In 1975, through Decree No. Mendikbud. 019/O/1975, all STM in complex Jetis merged into one by the name of the STM Yogyakarta I.
Effective as of 11 April 1980 the school's name was changed to STM I Yogyakarta, according to the Education Minister's decision No. 26 dated 090/O/1979 In May 1979.
The name change from STM school I became SMK N 2 Yogyakarta Yogyakarta starting from March 7, 1997, through the Education Minister's decision Number 036/O/1997 dated March 7, 1997.
The principal who had served in the STM Complex Jetis are:
daftarnamakepalasekolah
Until now SMK N 2 Yogyakarta still exist as a school pioneer and innovate in many fields.

Senin, 24 Februari 2014

prinsip kerja turbin gas

TURBIN GAS / TURBIN UAP
K
etika Anda mengunjungi sebuah airport dan memandang pesawat yang ada disana, mungkin Anda tidak menyangka bahwa komponen yang (relatif) kecil tersebut memiliki daya yang luar biasa besar sehingga mampu untuk menerbangkan sebuah pesawat komersial melalui gaya lift sayapnya. Mesin yang digunakan pesawat itu adalah turbofan engines, salah satu jenis daripada turbin gas.
Ada beberapa jenis turbin yang saya ketahui :
· Mungkin anda pernah mendengar tentang steam turbine. Hampir kebanyakan pembangkit atau power plant menggunakan batubara, gas alam, minyak atau reaktor nuklir untuk memproduksi uap / steam. Uap tersebut akan dialirkan melalui turbin bertingkat dengan ukuran yang sangat besar dan dengan desain yang rumit, untuk memutar poros output turbin dimana poros inilah yang biasa digunakan untuk memutar generator pembangkit.
· Turbin air digunakan PLTA dengan menggunakan prinsip yang hampir sama dengan turbin uap untuk membangkitkan listrik. Turbin air secara desain atau bentuk berbeda dengan apa yang terlihat pada turbin uap, dikarenakan fluida kerja yang berupa air ini memiliki densitas yang lebih besar ( bergerak lebih lambat ) dibandingkan uap, namun secara prinsip kerja adalah sama.
· Sedangkan turbin angin menggunakan angin sebagai tenaga penggeraknya. Nah, kalo turbin yang satu ini sama sekali berbeda dengan kedua turbin di atas karena angin yang digunakan angin alam yang bergerak sangat lambat, ringan , namun sekali lagi turbin angin juga menggunakan prinsip yang sama.
Di dalam turbin gas, gas bertekanan tinggi memutar turbin. Pada mesin turbin gas modern sekarang ini , mesin itu bisa memproduksi gas bertekanan sendiri dengan membakar bahan seperti propana, natural gas, kerosene atau bahan bakar jet. Panas yang dihasilkan dari pembakaran tersebuat akan mengembangkan udara sehingga udara panas dengan kecepatan sangata tinggi ini mampu memutarkan turbin.
Pernahkah Anda membayangkan kenapa kendaraan tank M-1 tidak menggunakan mesin diesel namun malahan memakai turbin gas bertenaga 1.500 horsepower ? Ada 2 hal utama yang menjadi alasan sekaligus merupakan keuntungan daripada turbin gas :
· Mesin turbin gas memiliki rasio power-to-weight yang besar dibandingkan dengan mesin diesel reciprocating. Sudah barang tentu ini sangat bermanfaat untuk meminimaliskan bobot daripada tank M-1 namun tetap memiliki tenaga yang besar.
· Mesin turbin gas memiliki ukuran yang relatif lebih kecil dibanding dengan mesin reciprocating dengan daya yang sama.
Namun bukan berarti turbin gas tidak memiliki kelemahan dibanding mesin reciprocating , kelemahan tersebut yaitu masih mahalnya biaya rakit dan material komponennya. Hal ini wajar mengingat bahwa turbin gas beroperasi pada kecepatan dan pada temperatur yang sangat tinggi sehingga diperlukan perencanaan yang rumit sekaligus proses produksinya yang tidak mudah. Selain itu turbin gas juga cenderung lebih banyak menghabiskan bahan bakar saat mesin idle karena memang lebih banyak beroperasi pada beban kontan daripada fluktuatif. Hal – hal yang telah saya kemukakan tadi membuat kenapa turbin gas lebih suka dipakai pada mesin jet pesawat terbang dan juga pada pembangkit listrik. Sekarang Anda mungkin bisa membuat jawaban kenapa di bawah kap mesin mobil Anda tidak memakai turbin gas saja? : )
Proses Singkat Pada Turbin Gas
Turbin gas secara teori tidak begitu rumit untuk menjelaskannya. Terdapat 3 komponen atau bagian utama yaitu :
1. Compressor
menaikkan tekanan udara yang masuk
2. Combustion Area
Membakar bahan bakar yang masuk dan menghasilkan tekanan yang sangat tinggi begitu pula dengan kecepatannya.
3. Turbin
Mengkonversi energi dari gas dengan tekanan dan kecepatan yang tinggi hasil dari combustion area menjadi energi mekanik berupa rotasi poros turbin.
turbin-bagian-utama
COMPRESSOR
COMBUSTION AREA
TURBIN
Pada Mesin Turbin seperti diatas, udara dengan tekanan normal masuk dihisap oleh compressor yang biasanya berbentuk silinder kerucut dengan beberapa fan blade yang terpasang berbaris ( 8 baris atau lebih ). Udara tersebut kemudian mengalami kompresi bertingkat, di beberapa mesin turbin kenaikan tekanan bisa mencapai faktor 30. Ada 2 macam kompressor yang digunakan yaitu axial flow dan radial flow.

radial-kompresor
RADIAL FLOW COMPRESSOR
aksial-kompressor
AXIAL FLOW COMPRESSOR
RADIAL FLOW
AXIAL FLOW
KEUNTUNGAN
· Efisien
· Rasio kompresi tinggi ( 20:1 )
· Simple dan tidak mahal
· Relatif ringan bobotnya.
KELEMAHAN
· Desain kompleks
· Mahal
· Kurang efisien
· Frontal Area yang besar
· Rasio Kompresi terbatas ( 4:1 )
combustion-areaUdara bertekanan yang dihasilkan oleh kompressor tadi lalu masuk ke bagian Combustian Area dimanasebuah ring bahan bakar menginjeksikan bahan bakar dengan aliran konstan. Bahan bakar yang biasa digunakan disini adalah karosene, jet fuel, propana dan gas alam. Jika Anda berpikir sangat mudah untuk memadamkan api dari lilin dengan meniupnya, maka hal itulah yang menjadi masalah dalam desain di area pembakaran ini. Udara yang memasuki area ini adalah udara bertekanan tinggi dan mempunyai kecepatan hampir pada 100 mil per jam, sedangkan kita tetap ingin mempertahankan nyala api secara kontinyu di area tersebut. Komponen yang menjadi solusi permasalahan tersebut adalah sebuah flame holder atau can. Can ini berupa komponen pelindung api yang terbuat dari baja berat yang bentuknya berlubang-lubang. Setengah bagian dari can dapat dilihat pada gambar pandangan cross section di atas, dimana Injector di sebelah kanan. Udara bertekanan tinggi masuk melalui lubang-lubang can. Gas keluar di sebelah kiri dan memasuki turbin. Turbin ini merupakan satu set / satu unit dengan kompresor dan poros.
turbines1
Di bagian paling kiri sendiri pada gambar di atas adalah yang disebut final turbine stage. Turbin ini memutarkan poros keluaran / output. Kedua bagian terakhir ini tidak terkoneksi dengan apapun, jadi unit bebas, tidak terkait dengan komponen turbin lainnya. Sedangkan pada kasus penggunaan turbin pada kendaraan tempur tank atau sebuah pembangkit listrik, gas buang tidak berguna sehingga akan dibuang melaui sebuah saluran pipa buang. Namun terkadang energi panas gas buang bisa berguna untuk alat penukar kalor atau untuk preheating sebelum udara masuk kompresor.
Penjelasan saya mengenai turbin gas di atas sebenarnya hanya merupakan penjelasan singkat dan simpel. Belum dibahas mengenai bantalannya, sistem pelumasan, struktur pendukung internal mesin, stator vane dan sebagainya. Semua topik itu menjadi permasalahan serius bagi perencana turbin mengingat turbin gas beroperasi pada tekanan, temperatur, dan kecepatan yang sangat tinggi.