Selasa, 25 Februari 2014
Sejarah SMK N 2 Yogyakarta
Sejarah SMK N 2 Yogyakarta
SMK N 2 Yogyakarta is
located at street A.M. Sangaji 47 Yogyakarta, better known by the name Jetis
STM (STM 1 Yogyakarta). SMK Negeri 2 Yogyakarta is one of the oldest high
school in Indonesia and quite have a name in the industry and government. Many
graduates scattered throughout Indonesia, was able to lead in the field
industry and government. Graceful and dignified building, built in 1919. At the
time of Dutch colonial building was used as a schoolhouse PJS (Prince Juliana
School). Because it is a relic of history, then this building by the Minister
of Culture and Tourism through the Regulations Minister Number:
PM.25/PW.007/MKP/2007 designated as cultural heritage.
School of Engineering Affairs of Indonesia is
the first in the School of Engineering Medium in Jogjakarta. The first diploma
in Secondary Technical School Jogjakarta issued in 1951. Programs that existed
at this school is a Civil Engineering, Electrical Engineering and Mechanical
Engineering.
Although the technique in the complex school issue
a diploma to a new Jetis in 1951, but before that building is already complex
Jetis used as a School of Engineering at the Dutch era maupuin Japan. On alumni
meeting of the new year 2010, there are a graduate school techniques in this
Jetis complex that shows a Japanese diploma. The final task as he pilots the
Air Force captain.
In addition to use for the Secondary Technical
School, Post-Independence until the decade of the 80s, the complex is also used
as a place Jetis lecture, Faculty of Engineering University of Gajah Mada
University and Academy of Engineering Affairs Yogyakarta.
Demands and technological developments, require
the building or facility peralaatan adequate, so in 1929, 1950 and 1954
conducted renovations and additions to the room so that the building area to
16,000 m2 over 5.5 hectares of land. In addition to building the theory of
space, many Other facilities available include practice space (garage or
laboratory), places of worship, the hall, soccer field, tennis courts, volley
ball court, and other sports fields.
In 1952 the Secondary Technical School in
Jogjakarta is broken down into two schools, namely STM School I (Department of
Building and Chemistry), STM Affairs II (Department of Electrical and
Machinery). Both complexes occupy Jetis increasing demand of skilled
manpower with high technical various competencies, then the complex was
established several STM Jetis with the new department. With the establishment
of new schools, then at decade of the 70s, the complex Jetis terdaapat some
schools with majors are varied, including STM School I (Department of Building
and Chemistry), STM Affairs II (Department of Electrical and Machinery), STM
Special Instructor (Department of Building, Electrical, Diesel and Machinery),
STM Geology Mining, Metallurgy STM, STM Agricultural Experiment I and STM STM
Experiment II.
In 1975, through Decree No. Mendikbud.
019/O/1975, all STM in complex Jetis merged into one by the name of the STM
Yogyakarta I.
Effective as of 11 April 1980 the school's name
was changed to STM I Yogyakarta, according to the Education Minister's decision
No. 26 dated 090/O/1979 In May 1979.
The name change from STM school I became SMK N
2 Yogyakarta Yogyakarta starting from March 7, 1997, through the Education
Minister's decision Number 036/O/1997 dated March 7, 1997.
The principal who had served in the STM Complex
Jetis are:
Until now SMK N 2 Yogyakarta still exist as a
school pioneer and innovate in many fields.
Senin, 24 Februari 2014
prinsip kerja turbin gas
TURBIN GAS / TURBIN UAP
K
|
etika Anda mengunjungi
sebuah airport dan memandang pesawat yang ada disana, mungkin Anda tidak
menyangka bahwa komponen yang (relatif) kecil tersebut memiliki daya
yang luar biasa besar sehingga mampu untuk menerbangkan sebuah pesawat
komersial melalui gaya lift sayapnya. Mesin yang digunakan pesawat itu adalah turbofan engines, salah satu jenis daripada turbin gas.
Ada beberapa jenis turbin yang saya ketahui :
· Mungkin anda pernah mendengar tentang steam turbine. Hampir kebanyakan pembangkit atau power plant menggunakan batubara, gas alam, minyak atau reaktor nuklir untuk memproduksi uap / steam. Uap
tersebut akan dialirkan melalui turbin bertingkat dengan ukuran yang
sangat besar dan dengan desain yang rumit, untuk memutar poros output
turbin dimana poros inilah yang biasa digunakan untuk memutar generator
pembangkit.
· Turbin air
digunakan PLTA dengan menggunakan prinsip yang hampir sama dengan
turbin uap untuk membangkitkan listrik. Turbin air secara desain atau
bentuk berbeda dengan apa yang terlihat pada turbin uap, dikarenakan
fluida kerja yang berupa air ini memiliki densitas yang lebih besar (
bergerak lebih lambat ) dibandingkan uap, namun secara prinsip kerja
adalah sama.
· Sedangkan turbin angin
menggunakan angin sebagai tenaga penggeraknya. Nah, kalo turbin yang
satu ini sama sekali berbeda dengan kedua turbin di atas karena angin
yang digunakan angin alam yang bergerak sangat lambat, ringan , namun
sekali lagi turbin angin juga menggunakan prinsip yang sama.
Di dalam turbin gas, gas bertekanan tinggi memutar turbin. Pada mesin turbin gas modern sekarang ini , mesin itu bisa memproduksi gas bertekanan sendiri dengan membakar bahan seperti propana, natural gas, kerosene
atau bahan bakar jet. Panas yang dihasilkan dari pembakaran tersebuat
akan mengembangkan udara sehingga udara panas dengan kecepatan sangata
tinggi ini mampu memutarkan turbin.
Pernahkah
Anda membayangkan kenapa kendaraan tank M-1 tidak menggunakan mesin
diesel namun malahan memakai turbin gas bertenaga 1.500 horsepower ? Ada
2 hal utama yang menjadi alasan sekaligus merupakan keuntungan daripada
turbin gas :
· Mesin turbin gas memiliki rasio power-to-weight
yang besar dibandingkan dengan mesin diesel reciprocating. Sudah barang
tentu ini sangat bermanfaat untuk meminimaliskan bobot daripada tank
M-1 namun tetap memiliki tenaga yang besar.
· Mesin turbin gas memiliki ukuran yang relatif lebih kecil dibanding dengan mesin reciprocating dengan daya yang sama.
Namun bukan berarti turbin gas tidak memiliki kelemahan dibanding mesin reciprocating , kelemahan tersebut yaitu masih mahalnya
biaya rakit dan material komponennya. Hal ini wajar mengingat bahwa
turbin gas beroperasi pada kecepatan dan pada temperatur yang sangat
tinggi sehingga diperlukan perencanaan yang rumit sekaligus proses
produksinya yang tidak mudah. Selain itu turbin gas juga cenderung lebih banyak menghabiskan bahan bakar saat mesin idle
karena memang lebih banyak beroperasi pada beban kontan daripada
fluktuatif. Hal – hal yang telah saya kemukakan tadi membuat kenapa
turbin gas lebih suka dipakai pada mesin jet pesawat terbang dan juga
pada pembangkit listrik. Sekarang Anda mungkin bisa membuat jawaban
kenapa di bawah kap mesin mobil Anda tidak memakai turbin gas saja? : )
Proses Singkat Pada Turbin Gas
Turbin gas secara teori tidak begitu rumit untuk menjelaskannya. Terdapat 3 komponen atau bagian utama yaitu :
1. Compressor
menaikkan tekanan udara yang masuk
2. Combustion Area
Membakar bahan bakar yang masuk dan menghasilkan tekanan yang sangat tinggi begitu pula dengan kecepatannya.
3. Turbin
Mengkonversi
energi dari gas dengan tekanan dan kecepatan yang tinggi hasil dari
combustion area menjadi energi mekanik berupa rotasi poros turbin.
COMPRESSOR
|
COMBUSTION AREA
|
TURBIN
|
Pada Mesin Turbin seperti diatas, udara dengan tekanan normal masuk dihisap oleh compressor yang biasanya berbentuk silinder kerucut dengan beberapa fan blade
yang terpasang berbaris ( 8 baris atau lebih ). Udara tersebut kemudian
mengalami kompresi bertingkat, di beberapa mesin turbin kenaikan
tekanan bisa mencapai faktor 30. Ada 2 macam kompressor yang digunakan yaitu axial flow dan radial flow.
RADIAL FLOW COMPRESSOR
AXIAL FLOW COMPRESSOR
|
RADIAL FLOW
|
AXIAL FLOW
|
KEUNTUNGAN
|
· Efisien
· Rasio kompresi tinggi ( 20:1 )
|
· Simple dan tidak mahal
· Relatif ringan bobotnya.
|
KELEMAHAN
|
· Desain kompleks
· Mahal
|
· Kurang efisien
· Frontal Area yang besar
· Rasio Kompresi terbatas ( 4:1 )
|
Udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompressor tadi lalu masuk ke bagian Combustian Area dimanasebuah
ring bahan bakar menginjeksikan bahan bakar dengan aliran konstan.
Bahan bakar yang biasa digunakan disini adalah karosene, jet fuel,
propana dan gas alam. Jika Anda berpikir sangat mudah untuk
memadamkan api dari lilin dengan meniupnya, maka hal itulah yang
menjadi masalah dalam desain di area pembakaran ini. Udara yang memasuki
area ini adalah udara bertekanan tinggi dan mempunyai kecepatan hampir
pada 100 mil per jam, sedangkan kita tetap ingin mempertahankan nyala
api secara kontinyu di area tersebut. Komponen yang menjadi solusi
permasalahan tersebut adalah sebuah flame holder atau can. Can ini berupa komponen pelindung api yang terbuat dari baja berat yang bentuknya berlubang-lubang. Setengah bagian dari can dapat dilihat pada gambar pandangan cross section di atas, dimana Injector
di sebelah kanan. Udara bertekanan tinggi masuk melalui lubang-lubang
can. Gas keluar di sebelah kiri dan memasuki turbin. Turbin ini
merupakan satu set / satu unit dengan kompresor dan poros.
Di bagian paling kiri sendiri pada gambar di atas adalah yang disebut final turbine stage. Turbin
ini memutarkan poros keluaran / output. Kedua bagian terakhir ini tidak
terkoneksi dengan apapun, jadi unit bebas, tidak terkait dengan
komponen turbin lainnya. Sedangkan pada kasus penggunaan turbin pada
kendaraan tempur tank atau sebuah pembangkit listrik, gas buang tidak
berguna sehingga akan dibuang melaui sebuah saluran pipa buang. Namun
terkadang energi panas gas buang bisa berguna untuk alat penukar kalor
atau untuk preheating sebelum udara masuk kompresor.
Penjelasan
saya mengenai turbin gas di atas sebenarnya hanya merupakan penjelasan
singkat dan simpel. Belum dibahas mengenai bantalannya, sistem
pelumasan, struktur pendukung internal mesin, stator vane dan
sebagainya. Semua topik itu menjadi permasalahan serius bagi perencana
turbin mengingat turbin gas beroperasi pada tekanan, temperatur, dan
kecepatan yang sangat tinggi.
Share this:
Related
PRINSIP KERJA POMPA SENTRIFUGALIn "mekanika fluida"
SSBB = Suck, Squeeze, Bang, BlowIn "motor pembakaran dalam"
PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER (AC)In "refrigrasi"
sumber : http://baiuanggara.wordpress.com/2009/01/04/57/
Jumat, 21 Februari 2014
Langganan:
Postingan (Atom)